Minggu, 27 Juni 2010

Sejarah di Cetuskannya Paham Aswaja

DICETUSKANNYA ALIRAN KALAM SUNNI

Pencetusan (pendiriannya) aliran kalam Sunni (kalam Ahlussunah Waljamaah) oleh al-Asy’ari, tidak lepas dari beberapa hal yang melatar belakanginya, ditulisnya karya-karya pendukung aliran yang dicetuskan, serta munculnya tokoh-tokoh penganut yang menyebarluasan aliran kalamnya.
1. Latar Belakang
Menurut keterangan dari berbagai sumber menyebutkan, bahwa ketokohan al-Asy’ari dalam aliran kalam Mu’tazilah ternyata sangat terbatas, hanya sekitar 40 tahun saja beliau berkiprah di bidang kemu’tazilahan. Dan akhirnya berbalik 180 derajat, menolak serta menyerang aliran Mu’tazilah.
Bersamaan dengan itu, al -Asy’ari mencetuskan aliran kalam baru, yakni aliran kalam Sunni (Ahlussunnah Waljamaah) yang kemudian oleh para pengikutnya disebut aliran kalam al- Asy’ariyah.
Adapun berbagai hal yang melatar belakangi dicetuskannya aliran kalam Sunni itu, para ulama memberikan keterangan yang relatif berbeda antara yang satu dengan yang lain. Diantaranya :
a. Ahmad Amin
Dalam bukunya Zuhr al Islam, dia menerangkan bahwa latar belakang keluarnya al Asy’ari dengan gurunya ialah adanya adu argumen antara al Asy’ari dengan gurunya al Juba’I tentang kedudukan anak kecil di akherat, sampai akhirnya al Juba’I tidak bisa memberi argumen.
Dari perdebatan itu, maka alAsy’ari menjadi ragu terhadap ajaran Mu’tazilah. Kemudian dia melakukan kajian mendalam tentangnya, dan hasil kajiannya yang berupa kajian korektif terhadap ajaran Mu’tazilah itu diproklamirkan di hadapan khalayak umum.
Adapun isi proklamir itu (kurang-lebih) berisi : “ Wahai saudara-saudaraku ! selama ini saya, mengurung diri untuk mengkaji keterangan-keterangan dan dalil-dalil dari banyak golongan. Menurut hasil kajian saya, dalil-dalil itu sama kuatnya.Maka saya memohon petunjuk kepada Allah SWT dan atas petunjuk-Nya, saya kini menyatakan keluar dari aliran kalam yang selama ini saya ikuti, kemudian mengikuti aliran kalam baru yang telah saya telah siapkan dalam buku-buku ini. Saya lemparkan jaug-jauh aliran yang lama,sebagaimana saya bajuku ini! (bersamaan dengan mengucapkan kalimat ini, al Asy’ari betul-betul melemparkan bajunya dengan lemparan sekuat tenaga)”.
b. Harun Nasution
Dalam bukunya “Teologi Islam”, Prof Dr Harun Nasution menerangkan bahwa al Asy’ari keluar dari Mu’tazilah karena melihat perpecahan dikalangan Mu’tazilah sendiri serta dibatalkannya putusan khalifah al Makmunoleh al Mutawakkil tentang diterimanya aliran Mu’tazilah sebagai aliran resmi Negara. Maka al Asy’ari menyusun aliran kalam tersendiri yang tetap mempedomani al Qur’an dan al Hadits.

Berdasarkan keterangan para ulama tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa al Asy’ari mencetuskan aliran kalam Sunni demi mengembalikan umat kepada petunjuk al Qur’an dan as Sunnah yang memang dipedomani oleh mayoritas umat Islam kala itu, selain iti, berarti dia memandang bahwa kaum Mu’tazilah dan ahli hadits anthropomorphis sebagai sekte-sekte baru yang menyimpang dari spirit Islam.
2. Karya – karya al Asy’ari
Sebagai pendukung aliran baru (Sunni) yang dicetuskannya, al Asy’ari banyak menulis pemikiran-pemikiran kalamnya itu dalam berbagai kitab karyanya. Menurut beberapa sumber menyatakan, bahwa karya al Asy’ari itu tidak kurang dari 90 judul kitab. Isinya sebagian besar menyangkut pemikiran kalamnya yang berpaham Sunni sekaligus merupakan penolakan terhadap berbagai aliran yang tidak sepaham.
Al-Asy’ari dengan tegas menolak paham materialis di satu pihak dan paham anthropomorphis di pihak lain; menolak paham Khawarij di satu sisi dan di sisi yang lain juga menolak paham Syi’ah.
Diantara sekian judul karya al Asy’ari yang samapai kepada kita ialah :
a. Al Ibanah’an Usul al Diyanah
Dalam kitab ini, al Asy’ari memaparkan berbagai hal pokok keagamaan yang didasarkan pada pemikiran kalamnya dan kemudian menjadi acuan bagi kaum Sunni.
b. Maqalat al Islamiyin wa Ikhtilaf al Mutakallimin
Pokok-pokok kitab ini menguraikan tentang bermacam-macam golongan Islam beserta pendapat masing-masing dan lebih merupakan kajian comparative (perbandingan), sehingga terlihat jelas di posisi mana kelompok Ahlussunnah Waljamah berada.
Itulah kedua karya monumental al Asy’ari yang kemudian banyak dijadikan sebagai sumber rujukan bagi kaum Sunni.
3. Para Tokoh Pengikut
Umat Islam yang pada dasarnya mayoritas berpaham ahlussunnah Waljamah (Sunni), maka dengan dicetuskannya kalam Sunni oleh al Asy’ari, mereka praktis menerimanya dengan senag hati, dan tidaklah aneh jika aliran kalam yang kemudian sering disebut aliran al Asy’ariyah ini segera menyebar ke berbagai penjuru.
Hal ini terbukti dengan munculnya tokoh-tokoh besar di berbagai penjuru yang giat menyebarkan aliran al Asy’ariyah. Seperti tercatat nama besar al Ghazali di Tus (Khurasan). Al Juwaini di Nisapur (Khurasan), dan al Baqillani yang lahir di Basrah namun banyak berdomisi di Baghdad.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar